#JumuahBerfaedah : Apakah Kamu Termasuk Orang Yang Zalim?
Dua tahun terakhir, saya selalu berhati-hati
dengan perbuatan zalim. Zalim menurut pemaparan dari wikipdedia adalah meletakan sesuatu atau
perkara bukan pada tempatnya. Lawan kata dari zalim adalah adil. Zalim, ada dua
yaitu; zalim terhadap orang lain dan diri sendiri. Dan yang saya simpulkan dari
paparan wikipedia, zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis,
tidak berprikemanusiaan.
Dan menurut al quran, ayat al ‘ankabut 46 zalim adalah orang-orang
yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan
penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan
membangkang dan tetap menyatakan permusuhan. Serta menurut hadist shahih yang
diriwayatkan oleh Ibnu Sirin, Muhammad pernah mengatakan bahwa, “Di antara
bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan
keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya.
Sepakat dengan pernyataan di atas, saya pun
menyimpulkan zalim bisa juga merusak sesuatu. Dua tahun yang lalu saya adalah
orang yang paling tidak bisa minum air jika tidak dingin atau berwarna. Singkat
cerita, ada kawan yang kasih saya petuah bahwa yang saya lakukan tersebut,
dapat merusak tubuh dan bahaya untuk tubuh, yang mana nantinya bermuara pada
penyakit. So, sampai sekarang saya sangat berhati-hati jika ingin makan, minum
dll. Salah sedikit, bisa-bisa saya menzolimi diri sendiri.
Zalim terhadap orang lain juga, sering sekali
bahkan kamu pun mungkin menemuinya. Seringkali beberapa kawan saya, curhat
mengenai masalah mereka. Sebagai kawan yang senang mendengarkan cerita sesama,
saya pun mendengarkannnya dengan seksama. Suatu ketika kawan saya, Selena Gomez (bukan nama asli) bercerita bahwa, dia bekerja di tempat A, kerjaannya
banyak, namun gajinya segitu-gitu saja. Bahkan, karena bosnya yang keterlaluan
dalam memberikan kerjaan sehingga timbullah kata ketika curhat,
menjelek-jelekan si bos dengan sumpah serapahnya.
Saya pun menyimak ceritanya sampai akhir, dan
alih-alih tidak mau hanyut dalam ghibah yang berujung dosa, saya pun memberi
beberapa pernyataan di akhir.
“Sampean boleh aja kesal, tapi inget yang
sampean omongin bisa berujung ke ghibah dan zalim. Semua bisa selesai kalau
sampean bilang langsung ke si bos. Dan kalau case nya seperti itu sampean bisa ngomong kalau keberatan dengan
pekerjaan yang diberikan, serta gaji yang sudah disepakati. Sampaikan juga
kalau sampean minta naik gaji. Tapi sebelumnya, introspeksi diri dulu, kalau
kerjaan sampean aja belom beres, jangan minta naik gaji dulu.”
Nampaknya Gomez kesal dengan yang saya
sampaikan, terbukti dengan sikapnya yang tak berani menatap mata saya ketika
berbicara.
‘Gini, saya seneng banget kalau sampean
cerita masalah keluh kesah, tapi tugas saya juga sebagai kawan untuk meluruskan.
Karena saya, gak mau sampean mendzolimi orang lain. Di awal kan ada kontrak
kerja, sampean udah baca kan kontraknya? udah ada hitam di atas putih,
kalau sampean udah tanda tangan kontraknya, itu tandanya sampean udah setuju
dengan penawaran yang ditawarkan. Saya gak mau bela siapa pun di sini, tapi
saya gak mau sampean terjebak dengan zalim dan ghibah.’
Dan sampai, sekarang saya masih gak ngerti
dengan orang-orang seperti Selena Gomez. Bagaimana dia bisa kerja dengan orang yang
tidak dia sukai?
Menurut saya dunia kerja itu adalah dunia
dimana saya dapat mengasah skill
saya, no matter how much they’re paid me. Karena saya yakin, ketika saya kerja
semaksimal mungkin dan dengan hati (Profesional), Allah pasti gak tidur dan
akan memberikan yang lebih. Dan ketika sebuah tempat atau perusahaan sudah
tidak ada tempat untuk mengasah skill saya maka waktunya saya mencari tempat
lain.
Bagi kamu yang mungkin merasa seperti Selena Gomez, I know, dalam hidup gak mungkin kalau kita gak butuh DUIT. Tapi sebelum
mikir duit mending DO IT with heart dulu, maka DUIT akan mengikuti kemana pun
langkah kamu berada. Ingat Allah gak pernah tidur.
Do it with Professional and you’ll get professional paid.
Saya, kamu dan kita semua, yuk kita
introspeksi diri masing-masing apakah perilaku kita termasuk perbuatan zalim?
Comments
Post a Comment